Pengantar
Blog ini dibuka sebagai bagian untuk menyebarkan “virus” cerita silat dari bumi sendiri yang dituturkan oleh Almarhum Singgih Hadi Mihardja (SH. Mintadja). Biodata beliau bisa dilihat di sini. Kita tidak membahas biodata beliau tetapi, ingin menyebarkan karya beliau yang banyak dicari oleh para penggemar pada masanya, baik pembaca di Harian Kedaulatan Rakyat (KR) dan Bernas, maupun melalui buku-buku yang diterbitkan oleh berbagai media, Kedaulatan Rakyat, Panuluh atau Muria. Sedangkan buku-buku tersebut sudah mulai langka karena sudah mulai rusak dan tidak dicetak ulang kembali.
SH Mintardja dikabarkan telah menulis lebih dari 400 buku. Cerita berseri terpanjangnya adalah Api di Bukit Menoreh yang terdiri dari 396 buku. Berikut ini daftar beberapa karya sang pengarang itu:
- Pelangi di Langit Singasari (79 jilid)
- Sepasang Ular Naga di satu Sarang (37 jilid)
- Panasnya Bunga Mekar (31 jilid)
- Hijaunya Lembah Hijaunya Lereng Pegunungan (118 jilid)
- Api di Bukit Menoreh (396 jilid)
- Tanah Warisan (8 jilid)
- Matahari Esok Pagi (15 jilid)
- Meraba Matahari (9 jilid)
- Suramnya Bayang-bayang (34 jilid)
- Sayap-sayap Terkembang (67 jilid)
- Istana yang Suram (14 jilid)
- Nagasasra Sabukinten (29 jilid)
- Bunga di Batu Karang (14 jilid)
- Yang Terasing (13 jilid)
- Mata Air di Bayangan Bukit (23 jilid)
- Kembang Kecubung (6 jilid)
- Jejak di Balik Kabut (40 jilid)
- Tembang Tantangan (24 jilid)
- Arya Manggada (30 jilid)
- dll (belum punya datanya)
Belum ada data mana yang paling dulu, dan mana yang terakhir. Tetapi, melihat beberapa judul yang tidak sampai berakhir dengan semestinya ada beberapa yang overlap dan sama-sama tidak berakhir sampai akhir hayat beliau. Seperti pendekar yang diceritakannya, yang bangga kalau mati dalam perang, beliau juga meinggal pada saat bukunya belum selesai (menurut pikiran kita) karena berakhir menggantung.
Sudah banyak blog yang mengupload dalam bentuk ebook maupun ditempel di halaman, semakin baik karena “virus” yang dikembangkan dapat beranak-pinak.
Ada beberapa website yang mengunggah “pertama” kalinya karya-karya adiluhung Almarhum SH Mintardja, dalam format dejavu (djvu) diantaranya adalah: http://adbmcadangan.wordpress.com (Api di Bukit Menoreh) yang dipandegani oleh Ki GD dan Nyi Senopati, http://pelangisingosari. wordpress.com (Pelangi di Langit Singasari),yang dipandegani oleh Ki Arema dan P. Satpamnya; http://cersilindonesia.wordpress.com (Mata Air di Bayangan Bukit, Bunga di Batu Karang, Matahari Esok Pagi, dan tembang Tantangan) yang dipandegani oleh Ki Ismoyo dan di facebook group yang dipandegani oleh Ki Laz, Ki Zaki dan Ki Sukra (Suramnya bayang-bayang, Sayap-sayap Terkembang, Jejak di Balik Kabut, Kembang Kecubung, Meraba Matahari, dan Yang Terasing).
Wedaran dalam format dejavu (djvu) telah dikonversi ke berbagai format dan sekarang diupload dimana-mana. Satu lagi disediakan untuk menjadi taman bacaan sanak-kadang yang sedang iseng dan ingin menikmati karya almarhum SH Mintardja di sini. Selama kuota masih belum penuh (3GB) akan diupload satu persatu dimulai dari Seri Pelangi di Langit Singosari, Nagasasra & Sabukinten, Api di Bukit Menoreh, dst.
Khusus Seri Pelangi di Langit Singosari, naskah ini dipindahkan dari tempat aslinya http://pelangisingosari.wordpress.com yang mulai kelebihan memori sehingga menyulitkan upload naskah baru. Api di Bukit Menoreh dipindahkan dengan sedikit editing dari http://adbmcadangan.wordpress.com. Yang lain dicomot sana-sini, khususnya dari website Nyi DewiKZ di http://kangzusi.com.
Terimakasih kepada:
- Ki GD (dan Nyi Senopati) yang telah menyediakan blog ADBM di adbmcadangan.wordpress.com, Ki Ismoyo yang telah menyediakan blog gagakseta di cersilindonesia.wordpress.com, Nyi DewiKZ yang menyediakan kangzusi.com (dkk).
- sanak-kadang yang telah bersusah payah konversi dari djvu ke doc/docx sehingga naskahnya bisa diupload disini:
- ADBM (kerja keroyokan Ki Prastawa, Ki Abu Gaza, Ki Sugita, Ki Sarip Tambak Oso, Mahesa, Ki Kuncung, Ki Raharga, Ki Arema, Ki Ajargurawa, K4ng tOmmy, dll saya tidak hafal, maaf…)
- Pelangi di Langit Singasari; Pasukan Retype: Ki Raharga, Ki Sunda,Ki Sukasasrana dan Dewi KZ; pasukan proofing/editing: Ki Raharga, Ki Sunda, Ki Hartono, Ki Wijil/Wiek, dan Ki Mahesa
- Sepasang Ular Naga di satu Sarang, pasukan retype: Ki Mahesa, Ki Ayasdewe, dan Ki Sunda; pasukan proofing/editing: Ki Mahesa, Ki Ayasdewe, dan Ki Sunda
- Panasnya Bunga Mekar, convert/proofing/editing; Nyi Dewi KZ dan Ki Banuaji
- Hijaunya Lembah dan Hijaunya Lereng Pegunungan, convert/proofing/editing: Ki Raharga, Ki Dino, Nyi Dewi KZ.
- lain-lain: sanak-kadang yang melakukan convert/proofing/editing di website Tirai Kasih yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
Selamat menikmati.
Malang, Maret 2011
Arema
————————————————————————————————————
Alamat kontak: pelangisingosari@gmail.com
Filed under: Uncategorized |
alhamdulillah dibuat gandok khusus wew baru nih yeee hi hi asikkk
Dewi
selamat ki atas gandok barunya … semoga semakin mewabah ke segala penjuru dunia … salam
SELAMAT MALEM,
lengkap BENUL dhe…..wah-wah, JAN enak
temen nggo cangKRUKan,
manCEP Oooii,
Sugeng dalu,
wuaaaaah, huebaaaaaaaattttt !!!!!!!
semoga cita2 Ki Gede dan Nyai Seno untuk menyebarkan virus ADBM semakin tersemai dengan adanya gandhok yang cemerlang ini.
Matur nuwun Ki Arema
matur nuwun Ki Ajar pak Satpam.
Sugeng Ndalu Sanak Kadang…
Nderek nongkrong ten cakruk sekalian nderek pembukaan gandok enggal .
Yang 380 judul masih ditunggu …..
>
Sangat membanggakan sekali
Derek sambang ki Arema..
waduh, makin keren aja gandoknya..
enak gini, putih bersih en simple..
SIPPPP…
Monggo Bu Lik
hadu…, kok ya kebagian avatar yang sedang sakit gigi to?
he he he ..
bukan sakit gigi pak SATPAMe,
Ni NUNIK….lagi gregeten puolll
Mantafp Ki…
Ikuuuuuut…
tarik.. mang…….!!!
Selamat Ki Arema,
semoga cerita2 lokal asli Indonesia terangsang untuk semakin berkembang, sehingga dapat mempertahankan budaya dan tradisi asli yang sesungguhnya sangat luar biasa
Beberapa hari lalu saya coba masuk padepokan adbmcadangan yg sudah agak lama tidak saya intip, ternyata sudah mulai sepi. Waduh, kemana para cantrik mentrik yang sehari-harinya berkomentar lucu, ceria, romantis dan kadang mengharukan, tidak kelihatan batang hidungnya.
Saya lihat di pendapa, gandok, ruang dalam, senthong, sanggar bahkan dapur, sepi tidak ada seorangpun. Meski demikian, masih tersisa aura keceriaan dan keakraban yang terpancar dari komentar2 yang tertulis dalam rontal2 yang tercecer disana sini.
Dari salah satu rontal tersebut, saya dapatkan link ke padepokan ini. Dan ternyata, Ki Arema sudah membuka padepokan baru dengan penampilan yang menyegarkan.
Sungguh membesarkan hati, bahwa apa yang Ki Arema lakukan ini dapat semakin menyebarkan virus adbm (dan lain-lainnya tentu saja). Paling tidak, sastra populer (bila boleh begitu menyebutnya) yang sudah ada semacam ini tidak akan segera punah dilindas sasra impor yang semakin tajam merasuki budaya kita.
Semoga, apa yang Ki Arema lakukan dapat bermanfaat bagi kita semua dan generasi2 kita berikutnya, amiiin
alhamdulillah..ketemu juga…makasih bapak2…
tp tolong dong kok dari adbm buku 96 ke atas gak bisa kebaca yach…
matur nuwun..
BEranDA……BErsenda guRau depAN penDApa,
malam pak Satpam, cantrik melu Cangkruk ning kene…makin
lama makin lengkap SUGUHan keng tuan rumah.
assyiik.. kebetulan nih, Ki.
daku dah berlangganan sh mintardja sejak jaman remaja ibunda dan ygsering mengirimkan adalah adik eyangku yg kebetulan sbg distributor KR dan buku SH mintardja. sayang warisan Eyang yg kuterima hampir 1 lemari baju penuh sudah musnah ketika ada banjir berhari2 ditmp tinggal kami. oya, kami tinggal di kalimantan ketika itu. sebelumnya tinggal di malang bersama eyangku tsb.
Jempol deh jadi buat blog / situs ini. jadi bisa “nostalgia novel”.. Salam.
oya..Favorit ku “Cambuk Kilat dan Keris Setan Kober” (edisi setelah “Nagasasra Sabuk Inten”.
mantaaapppp…….
salam kenal aja Ki……..
saya belum nemu “Geger Kartosuro”yg berlanjut ke “Banjir Darah Kartosuro” dengan starring “Teguh Prakosa”
Adakah sudah berlabuh disini?
Sugeng pepanggihan. Ini yang saya cari. Terimakasih banyak. Dahaga saya akan karya SH. Mintardja sedikit terobati. Saya termasuk yang diwarisi “kegemaran” akan karya beliau oleh almarhum ayah saya. Alm punya banyak judul dari yang “edisi pendek” sampai “yang sepanjang Api di Bukit Menoreh”. Hanya ada kekecewaan karena setelah saya pulang “merantau” ayah telah menghibahkan hampir semua bukunya ke perpustakaan-perpustakaan instansi-instansi beliau sebelum beliau pensiun dan akhirnya seda. Andaikan ada informasi buku-buku tersebut diterbitkan ulang atau mungkin masih ada yang menyediakan, saya akan senang sekali. Nuwun.
udah kelar baca Nagasasra dan Sabuk Inten, yang seru selain NSSI apa ya? Nyuwun rekomendasi sing sae 😀
terimakasih dgn adanya adbm ini krn buku sy banyak dah sobek yg sy kimpilkan tiap bulan dari tahun 1974 terima kasih cuma berhenti di IV-78 krn alm dah sering telat terbitnya waktu itu klu gk salah dan gerah sy akan tunggu terusanny terima kasih, BERKAH DALEM GUSTI !!
amien
Juga hijaunya lembah sy gk pinya jilid 117 n 118 maka dgn adanya halamn ini sy bersyukur sekali bayangkan nggantung khan tinggal 2 jilid lagi terima kasih ki
wuaduuuh…bener2 maknyus …seneng banget bisa menemukan dan membaca kembali karya2 masterpiece ki SH.MINTARDJA…pertama baca dulu waktu msh sekolah di penyewaan buku…terimakasih ki Arema…saya sungguh senang sekali…
Saya tadinya nyari-nyari dimana ada bacaan karya HS Mintardja !!! akhirnya nemu juga di serialshmintardja.wordpress.com, wah jadi ada kegiatan baru nih, tapi mohon maaf ya saya upload di file saya, ya barangkali ada teman yang pengin baca-baca. Cuma kenapa nggak bisa lengkap ya, sebenarnya buku-buku tersebut dicetak bukan hanya puluhan exemplar dan penggemarnya nggak cuma puluhan juga bahkan mungkin mencapai ratusan atau mungkin ribuan. apa buku-buku tersebut langsung hilang tak berbekas. Terima kasih semuanya yang telah bersusah payah menyajikan buku-buku serial karya sh.mintardja, mudah-mudahan ada sajian dari karya-karya yang lain seperti ki herman pratikto, asmaraman kho ping ho dll. Sekali lagi saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas upaya menyebarkan virus cersil bangsa kita. Semoga selalu berlanjut.
waduh lengkap sekali pak, jadi gak sabar ingin membacanya.
Maturnuwun buat Ki GD dan Nyai Senopati yg telah menyajikan ADBM. Baru kali ini sy mbaca karya SH Mintardja benar2 luar biasa. Skali lg terima kasih
monggo ki sanak
silahkan baca sepuasnya, swalayan, ambil kursi sendiri, he he he ….
mudah-mudahan bisa dipakai sebagai teman saat tidak ada pekerjaan yang harus dilakukan.
Baca tulisan Ki SHM bisa kecanduan lho.
Pekerjaan tetap nomor satu, jangan lupa kerja karena baca komik, ha ha ha ….
artikel yang bagus gan…senang bisa berkunjung ke sini.